Selasa, 03 Maret 2015

AKHLAK TERPUJI PADA DIRI SENDIRI

AKHLAK TAERPUJI PADA DIRI SENDIRI
OLEH : SILMI KAFFAH
 
Akhlak terpuji pada diri sendiri diantaranya adalah tawakal, ikhtiar, sabar, syukur, dan qanaah. Berikut penjelasannya !
A.Pengertian Tawakal
Tawakal (bahasa Arab: توكُل) atau tawakkul berarti mewakilkan atau menyerahkan. Dalam agama Islam, tawakal berarti berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil suatu pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.
Imam al-Ghazali merumuskan definisi tawakkal sebagai berikut, "Tawakkal ialah menyandarkan kepada Allah swt tatkala menghadapi suatu kepentingan bersandar kepadaNya dalam waktu kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana disertai jiwa yang tenang dan hati yang tenteram.
Menurut Abu Zakaria Ansari, tawakkal ialah "keteguhan hati dalam menyerahkan urusan kepada orang lain". Sifat yang demikian itu terjadi sesudah timbul rasa percaya kepada orang yang diserahi urusan tadi. Artinya, ia betul-betul mempunyai sifat amanah (tepercaya) terhadap apa yang diamanatkan dan ia dapat memberikan rasa aman terhadap orang yang memberikan amanat tersebut.
Tawakkal adalah suatu sikap mental seorang yang merupakan hasil dari keyakinannya yang bulat kepada Allah, karena di dalam tauhid ia diajari agar meyakini bahwa hanya Allah yang menciptakan segala-galanya, pengetahuanNya Maha Luas, Dia yang menguasai dan mengatur alam semesta ini. Keyakinan inilah yang mendorongnya untuk menyerahkan segala persoalannya kepada Allah.Hatinya tenang dan tenteram serta tidak ada rasa curiga, karena Allah Maha Tahu dan Maha Bijaksana.
Menurut ajaran Islam, tawakkal itu adalah tumpuan terakhir dalam suatu usaha atau perjuangan. Jadi arti tawakkal yang sebenarnya -- menurut ajaran Islam -- ialah menyerah diri kepada Allah swt setelah berusaha keras dalam berikhtiar dan bekerja sesuai dengan kemampuan dalam mengikuti sunnah Allah yang Dia tetapkan.
Firman Allah Swt :
وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
Artinya : “Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal”.(QS.Ali Imran: 122 )
Dan tawakalah kepada Allah.Cukuplah Allah menjadi pelindung(Q.S.Annisa : 81 )
Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal.Jika kamu benar-benar orang yang beriman (Q.S Ali Imran : 23 )
B.Pengertian Ikhtiar
Ikhtiar adalah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya, baik material, spiritual, kesehatan, dan masa depannya agar tujuan hidupnya selamat sejahtera dunia dan akhirat terpenuhi.Ikhtiar juga dilakukan dengan sungguh-sungguh, sepenuh hati, dan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan keterampilannya.Akan tetapi, usaha kita gagal, hendaknya kita tidak berputus asa.Kita sebaiknya mencoba lagi dengan lebih keras dan tidak berputus asa. Kegagalan dalam suatu usaha, antara lain disebabkan keterbatasan dan kekurangan yang terdapat dalam diri manusia itu sendiri. Apabila gagal dalam suatu usaha, setiap muslim dianjurkan untuk bersabar karena orang yang sabar tidak akan gelisah dan berkeluh kesah atau berputus asa. Agar ikhtiar atau usaha kita dapat berhasil dan sukses, hendaknya melandasi usaha tersebut dengan niat ikhlas untuk mendapat ridha Allah, berdoa dengan senantiasa mengikuti perintah Allah yang diiringi dengan perbuatan baik, bidang usaha yang akan dilakukan harus dikuasai dengan mengadakan penelitian atau riset, selalu berhati-hati mencari teman (mitra) yang mendukung usaha tersebut, serta memunculkan perbaikan-perbaikan dalam manajemen yang professional.
Firman Allah Swt :
(٣٩:وَاَنْ لَيْسَ لِلْاِنْسَانِ اِلَّا مَا سَعَى (النجم
Artinnya :“Dan bahwa seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.”(QS,an-Najm:39)
نّ الله لا يغير ما بقوم حتّى يغيّروا مابأنفسهمإ
Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasip suatu kaum Umat sebelum umat itu sendiri yang merubah apa yang ada pada mereka sendiri.”
C.Pengertian Sabar
Sabar adalah pilar kebahagiaan seorang hamba. Dengan kesabaran itulah seorang hamba akan terjaga dari kemaksiatan, konsisten menjalankan ketaatan, dan tabah dalam menghadapi berbagai macam cobaan. Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Kedudukan sabar dalam iman laksana kepala bagi seluruh tubuh.Apabila kepala sudah terpotong maka tidak ada lagi kehidupan di dalam tubuh.”Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Sabar adalah meneguhkan diri dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, menahannya dari perbuatan maksiat kepada Allah, serta menjaganya dari perasaan dan sikap marah dalam menghadapi takdir Allah….”
Macam-Macam Sabar
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Sabar itu terbagi menjadi tiga macam:
1. Bersabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah
2. Bersabar untuk tidak melakukan hal-hal yang diharamkan Allah
3. Bersabar dalam menghadapi takdir-takdir Allah yang dialaminya, berupa berbagai hal yang menyakitkan dan gangguan yang timbul di luar kekuasaan manusia ataupun yang berasal dari orang lain
Jenis-jenis sabar antara lain :
Sebab Meraih Kemuliaan
Sabar Dalam Ketaatan
Sabar Dalam Menuntut Ilmu
Sabar Dalam Mengamalkan Ilmu
Sabar Dalam Berdakwah
Sabar dan Kemenangan
Sabar di atas Islam
Sabar Menjauhi Maksiat
Sabar Menerima Takdir
Sabar dan Tauhid
Firman Allah Swt tentang sabar :
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْحَتَّىنَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَمِنكُمْوَالصَّابِرِينَوَنَبْلُوَأَخْب
Artinya : “Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengertahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu dan agar kami menyatakan(baik buruknya)hal ihwakmu.(QS. 47:31)
D.Pengertian Syukur
Syukur adalah ibadah yang sering ditinggalakan umat manusia banyak manusai gelisah hidup dalam ketakutan, hidup yang dibayangi dengan hal–hal yang tak mampu menikmati yang telah diberikan kepadanya, itu semua karena tidak kenal arti syukur pada Allah, rosul dalam hadis beliau yang pernah bersabda.Orang yang paling syukur yang memiliki qona’ah orang yang menerima pemberian Allah, orang yang miskin selamanya adalah yang tak pernah mensyukuri nikmat Allah.
Menurut Alquran datangnyabalak (bencana) adalah kerena kurang bersyukurnya kepada semua nikmat Allah, padahal kalau kita bersyukur pasti ditambah nikmat itu apapun bentukanya bisa berbentuk dhohir berupa ditambahnya hartanya dan yang lain adalah diberinya ketentraman jiwa, anak-anak yang sholeh dll belum lagi tambahan kelak di hari kiamat, ada kenikmatan yang lain dari semua yang diberikan Allah untuk hambanya adalah ketentraman jiwa sedangkan harta itu adalah yang paling rendah nilainya, karena Allah ingin menyiksa mereka dengan harta-hartanya, maksiat kita tidak akan mengurangi keagungan kerajaan Allah maka dari itu mereka sebenarnya memaksiati diri sendiri dan bila kita berbuat kebaikan tidak akan menambah megahnya kerajaan Allah itu artinya kita berbuat baik untuk diri sendiri.
Dalam QS Luqman (31): 12 dinyatakan:
Dan sesungguhnya Kami telah menganugerahkan kepada Luqman hikmah, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka
sesungguhnya ia bersyukur untuk (manfaat) dirinya sendiri.”
“Dan barangsiapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barangsiapa yang kufur (tidak bersyukur), maka sesungguhnya Tuhanku Maha kaya (tidak membutuhka sesuatu) lagi Mahamulia” (QS An-Naml [27]: 40)
فاذكرونى أذكركم واشكرولى ولا تكفرون
Artinya : “Karena itu ingatlah kamu kepadaKu niscaya Aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada Ku dan janganlah kamu ingkari nikmat Ku.”(Q.S Al-Baqarah:152)
E.Pengertian Qanaah
Qana’ah artinya rela menerima dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki, serta menjauhkan diri dari sifat tidak puas dan merasa kurang yang berlebihan. Qana’ah bukan berarti hidup bermalas-malasan, tidak mau berusaha sebaik-baiknya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Justru orang yang Qana’ah itu selalu giat bekerja dan berusaha, namun apabila hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, ia akan tetap rela hati menerima hasil tersebut dengan rasa syukur kepada Allah SWT. Sikap yang demikian itu akan mendatangkan rasa tentram dalam hidup dan menjauhkan diri dari sifat serakah dan tamak. Nabi Muhammad SAW Bersabda :
" Abdullah bin Amru r.a. berkata : Bersabda Rasulullah SAW, sesungguhnya beruntung orang yang masuk Islam dan rizqinya cukup dan merasa cukup dengan apa-apa yang telah Allah berikan kepadanya. (H.R.Muslim)
Orang yang memiliki sifat Qana’ah, memiliki pendirian bahwa apa yang diperoleh atau yang ada pada dirinya adalah ketentuan Allah.
Firman Allah SWT :
" Tiada sesuatu yang melata di bumi melainkan ditangan Allah rezekinya". (Q.S.Hud : 6)
[٢٥:٦٧]وَالَّذِينَ إِذَا أَنفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَٰلِكَ قَوَامًا
Artinya : “Dan orang-orang yang apabila menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di antara keduanya secara wajar.”
Qana’ah seharusnya merupakan sifat dasar setiap muslim, karena sifat tersebut dapat menjadi pengendali agar tidak surut dalam keputusasaan dan tidak terlalu maju dalam keserakahan. Qana’ah berfungsi sebagai stabilisator dan dinamisator hidup seorang muslim. Dikatakan stabilisator, karena seorang muslim yang mempunyai sifat Qana’ah akan selalu berlapang dada, berhati tentram, merasa kaya dan berkecukupan, bebas dari keserakahan, karena pada hakekatnya kekayaan dan kemiskinan terletak pada hati bukan pada harta yang dimilikinya. Bila kita perhatikan banyak orang yang lahirnya nampak berkecukupan bahkan mewah, namun hatinya penuh diliputi keserakahan dan kesengsaraan, sebaliknya banyak orang yang sepintas lalu seperti kekurangan namun hidupnya tenang, penuh kegembiraan, bahkan masih sanggup mengeluarkan sebagian hartanya untuk kepentingan sosial. Nabi SAW bersabda dalam salah satu hadisnya :
Dari Abu Hurairah r.a. bersabda Nabi SAW : „ Bukanlah kekayaan itu banyak harta benda, tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan hati". ( H.R.Bukhari dan Muslim).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar